..Teori Atom Bohr dan Efek Compton
BAB I
PENDAHULUAN
Paling tidak selama 2500 tahun orang telah
bertanya-tanya tentang sifat materi. Kita pun masih mempertanyakan. Partikel
apakah yang paling kecil dalam suatu materi?
Adakah partikel dasar suatu
komponen pembangun yang begitu kecil sehingga tidak
dapat dipecah lagi?
Pada abad kelima sebelum Masehi, filsuf Yunani
Democritus mengemukakan bahwa semua materi, apa pun jenisnya, dapat
dipecah-pecah menjadi partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Partikel
yang dianggap paling kecil ini disebut atom. “Atom” adalah gabungan 2 kata
Yunani yang berarti “tidak” dan “terbagi”; dengan demikian “atom” berarti tidak
dapat dibagi. Democritus percaya bahwa, meskipun zat dasar atom sama, atom dari
berbagai benda misalnya, hewan, tumbuhan, atau
mineral berbeda dalam ukuran, bentuk, dan
bobotnya.
Pada saat Democritus memperkenalkan teori atomnya,
filsuf Yunani yang lain, Empedocles, mencoba menjelaskan susunan materi dengan
cara yang berbeda. Ia yakin bahwa semua materi terdiri atas 4 zat utama atau
zat dasar yang disebut “unsur”, yaitu tanah, udara, api, dan air.
Empedocles tidak sependapat dengan teori atomnya Democritus. Ia berpendapat
bahwa, dalam hubungannya dengan unsur, ada 4 macam atom yang berbeda.
Pendapat Empedocles didukung ahli pikir besar
Yunani, Aristotle. Karena wibawa dukungan Aristotle terhadap teori Empedocles,
pendapat Democritus dan penganut teori atom lainnya terlalaikan selama hampir
2.000 tahun.
Pada tahun 1661 ahli fisika dan kimia Inggris
Robert Boyle mengemukakan dalam The
Skeptical Chemist suatu konsepsi yang modern dan tepat tentang unsur. Boyle
yakin bahwa komponen pembangun dalam sebagian besar material dapat digambarkan
sebagai “benda primitif tertentu yang sederhana dan sangat murni”. Benda ini
disebutnya unsur. Unsur dapat dipakai
untuk membangun zat lain, yaitu senyawa.
Senyawa yang mana pun pasti dapat dipecah menjadi unsur-unsur. Sejumlah ilmuwan
tertarik kembali kepada teori atom Democritus. Akan tetapi, baru pada abad XIX
para ilmuwan mulai memperlengkapi percobaan-percobaannya untuk menentukan
struktur atom. Para ilmuwan tersebut antara lain: John Dalton, J.J.
Thomson, Ernest Rutherford, dan Niels Bohr
Dimana keempat ilmuwan diatas menghasilkan suatu
teori tentang atom yang didukung/dapat dibuktikan dengan penelitian atau
percobaannya dan teori yang dihasilkan para ilmuwan tersebut berbeda-beda serta
memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perkembangan Teori Atom
Pemikiran manusia tentang bagian terkecil penyusun suatu benda telah
dimulai sejak zaman Aristotle yang menyatakan bahwa “setiap benda dapat dibelah
menjadi bagian yang lebih kecil terus-menerus sampai tak terhingga”.
Pada
selang waktu yang tidak lama kemudian, Democritus menyatakan konsep atomnya
yang pertama, yaitu “setiap benda dapat dipecah terus-menerus sampai bagian
terkecil yang tidak dapat dibagi lagi”. Bagian terkecil itulah yang dinamakan
atom (atomos). Ungkapan Democritus
tentang atom adalah hasil pemikiran yang sama sekali tidak didasari hasil suatu
percobaan.
Setelah waktu yang cukup lama, barulah konsep atom diungkapkan
berdasarkan pendekatan empiris melalui suatu percobaan dan penelitian. Para
ahli yang mengungkapkan konsep atomnya yaitu :
a.
John Dalton
b.
J.J. Thomson
c.
Ernest Rutherford
d.
Niels Bohr
Dimana
para ilmuwan-ilmuwan menyatakan konsep atomnya dengan teori atom yang
berbeda-beda, diantara teori-teori atom yang dinyatakan para ilmuwan tersebut
memiliki kelebihan dan kelemahan. Teori atom yang mereka nyatakan sangat kuat
karena didukung oleh hasil penelitian dan percobaan. Semakin baru teori yang
muncul maka semakin terperinci juga penjelasan akan teori atom.
Untuk lebih lengkapnya download di sini: http://www.mediafire.com/view/?on5jger8dedavd1
Post a Comment